PENTINGNYA
MENULIS DAN RISET DIKALANGAN MAHASISWA SERTA DOSEN
Muh. Firyal Akbar,S.IP.,M.Si
Perkembagan Perguruan
Tinggi, baik itu Sekolah Tinggi, Institusi maupun Universitas ditandai dengan
beberapa parameter yang menjadi keberhasilan dari kampus tersebut, seperti
bidang akademik, infrastruktur dan sumber daya manusi termasuk para Dosen serta
beberapa hal yang menjadi kebanggaan kampus-kampus yang ada. Tri Dharma
Perguruan Tinggi menjadi indikator-indikator paling penting untuk menilai keberhasilan
itu, seperti bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian. Dari beberapa indikator
yang ada, bidang penelitian menjadi indikator penting bagi institusi/kampus
dalam meningkatkan kualitasnya. Posisi bidang penelitian menjadi penting karena
selain menjadi kewajiban bagi setiap Perguruan Tinggi juga menjadi bagian
penting untuk para mahasiswa maupun para Dosen yang ada Perguruan Tinggi
tersebut. Hal lain adalah dengan banyaknya tulisan maupun riset-riset yang ada,
akan memudahkan kampus/institusi untuk memperoleh “pengakuan” berupa Akreditasi
yang baik yang diidamkan oleh semua kampus/institusi. Banyaknya tulisan maupun
riset/penelitian yang berkualitas baik itu dilakukan oleh mahasiswa maupun para
Dosen menandakan keberhasilan dari institusi/kampus dalam menjalankan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
Kenyataan
yang muncul kemudian adalah masih banyak Perguruan Tinggi khususnya yang masih
baru baik itu berstatus Negeri maupun Swasta yang belum antusias dalam hal ini, menulis dan
melakukan riset masih belum menjadi hal menarik di kalangan para mahasiswa
maupun para Dosen sehingga hal ini pula yang membawa perkembangan kampus
khususnya dalam implementasi kegiatan meneliti menjadi kurang maksimal. Hal ini
sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Menristekdikti, M.Natsir dalam
kesempatannya pada Raker LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) 2 maret
2016, dimana beliau mengungkapkan dari keseluruhan Dosen di Indonesia baru
12-14% yang sudah melakukan penelitian. Selanjutnya menurut beliau produksi
jurnal ilmiah di Indonesia juga masih minim, dimana tahun lalu hanya sekitar
4.500-5.500 jurnal yang dihasilkan akademisi dan peneliti di tanah air. Padahal,
indikator kemajuan Perguruan Tinggi saat ini adalah seberapa sering dan
seberapa banyak kegiatan penelitian/riset yang ada pada kampus,institusi maupun
universitas yang ada di Indonesia, sehingga banyak kampus dari sisi kuantitas
sumber daya manusia yang memadai ditambah dengan fasilitas dan hal-hal
penunjang lain di kampus yang dianggap sudah memenuhi standar penilaian masih
belum bisa mendapatkan Akreditasi yang baik dikarenakan kurangnya penelitian
yang ada pada Perguruan Tinggi tersebut. Keberadaan Lembaga Penelitian yang ada
di beberapa Perguruan Tinggi yang ada seakan kurang maksimal dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya karena kurangnya minat menulis dan melakukan riset di
kalangan para akademisi, padahal saat ini penilaian paling mendasar untuk
ReAkreditasi sebuah kampus ialah dengan melihat riset-riset maupun
jurnal-jurnal yang telah dilaksanakan dan diterbitkan oleh Perguruan Tinggi
tersebut. Direktorat Pendidikan Tinggi maupun Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia telah membuka akses yang sebesar-besarnya dan seluas-luasnya bagi
para mahasiswa maupun Dosen melalui program-programnya baik itu dalam hal
penelitian-penelitian atau riset-riset dengan dana yang cukup banyak maupun
jurnal-jurnal yang tersedia namun belum bisa membangkitkan semangat para
mahasiswa dan juga para Dosen untuk melakukan kegiatan riset ini. Tentunya hal
ini sangat disayangkan karena melakukan penelitian/riset begitu besar
manfaatnya baik itu untuk Perguruan Tinggi maupun bagi para peneliti sendiri.
Gambaran
tersebut kemudian menjadi salah satu “Pekerjaan Rumah” bagi Perguruan Tinggi
khususnya yang keberadaannya masih baru maupun Lembaga Penelitian yang ada
dalam Kampus tersebut untuk bagaimana memberikan stimulant/rangsangan bagi para
mahasiswa maupun para Akademisi untuk bagaimana mulai untuk melakukan
riset/penelitian untuk pengembangan Perguruan Tinggi ke depannya. Hal klasik
yang terjadi adalah kurang berminatnya para mahasiswa serta Dosen untuk
melakukan kegiatan tersebut, sehingga itulah kemudian yang menjadi masalah
dasar dalam melakukan kegiatan riset ini, hal lain adalah pola fikir sebagian
mahasiswa maupun akademisi ketika akan melakukan riset terbentur masalah
pendanaan apalagi jika misalnya riset/penelitian yang akan dilakukan sifatnya
mandiri, sehingga fenomena ini menjadi hal yang harus kita hilangkan karena
jika kebiasaan dan fikiran tersebut masih mendominasi niscaya riste/penelitian
tersebut tidak akan terlaksana. Hanya sebagian kecil saja saat ini mahasiswa
dan para Dosen yang mau melakukan riset di Perguruan Tingginya masing-masing
yang kenyataannya itu tidak cukup untuk membantu Perguruan Tinggi untuk meraih
atau meperoleh nilai maksimal dalam Akreditasi, selain itu minimnya mahasiswa
dan para Dosen melakukan kegiatan riset ini juga berdampak pada keberadaan
artikel dan jurnal-jurnal ilmiah yang ada di Perguruan Tinggi, padahal jika
bercermin pada sebagian Perguruan Tinggi yang sudah maju dan mendapatkan nilai
Akreditasi yang baik, beberapa diantaranya bisa mendapatkan hal tersebut karena
banyaknya penelitian-penelitian yang kemudian dijurnalkan baik secara Nasional
maupun Internasional. Dengan melihat gambaran tersebut sudah menjadi kewajiban
kita bersama untuk segera membagkitkan minat untuk banyak menulis maupun
melakukan riset baik itu bagi para mahasiswa maupun para akademisi yang ada di
Perguruan Tinggi.