Sabtu, 01 Oktober 2011

ANALISIS MASALAH TENTANG IMPOR PUPUK DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI POLITIK

Masalah mengenai rencana impor pupuk yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam kurun waktu yang tidak akan lama lagi memunculkan beragam pendapat, walaupun memang masih sekedar wacana tapi rencana dianggap sebagai salah satu pemborosan yang dilakukan oleh pemerintah kita, kritikan yang sangat tajam tentunya datang dari kalangan parlemen, atau wakil rakyat yang ada di DPR, apalagi masalah atau wacana yang lahir ini terkesan tiba-tiba yang mana kalangan DPR pun tidak mengetahui hal ini, dengan kata lain pemerintah dalam hal ini sebagai pengambil kebijakan tidak memberikan kesempatan atau tidak memberitahukan kepada kalanngan DPR sebelumnya tentang rencana impor pupuk ini.
Seperti yang ada dalam berita yang tertera di MEDIA INDONESIA Edisi Februari 2009 bahwa Impor yang akan dilakukan oleh pemerintah ini diprediksikan akan memboroskan anggaran negara sekitar US$ 50 Juta, tentunya dana ini bukan dana yang sedikit, hal ini pun yang mendapat kritikan dari beberapa anggota di DPR yang menyatakan bahwa dana yang akan dikeluarkan itu terlampau tinggi dan sebaiknya dialihkan kepada bidang lain yang lebih berguna. Dalam  permasalahan ini jika kita mencoba memandang dari sudut politiknya akan muncul beberapa spekulasi, namun sebelumnya jika kita berbicara dari sudut realistis kondisi umumnya bahwa rencana kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah ini didasarkan atas kelangkaan pupuk yang terjadi di negara kita khususnya bagian pulau jawa  yang membuat kerugian besar pada para petani kita secara umum. Olehnya itu  ini adalah inisiatif yang mungkindiambil oleh pemerintah kita, pertanyaan yang kemudian muncul adalah haruskah untuk mengatasi masalah kelangkaan pupuk ini dengan jalan impor ? padahal kita tau masih ada inisiatif lain yang dapat diambil misalnya dengan menyediakan gas untuk produksi pupuk di  negara sendiri sehingga negara sendiri bisa mendapatkan devisa.

Apa yang kemudian  yang dapat melahirkan spekulasis-spekulasi ialah  misalnya pemerintah kita dalam masalah  ini cenderung kurang peka dan cendrumg tidak melihat masalah ini sebagai masalah yang serius walaupun pemerintah akan menjawabnya dengan rencana impornya, namun indikasi yang dapat kita lihat dari kekurang respecnya pemerintah kita adalah rencana impor itu sendiri, dalam kata lain bisa saja pemerintah sengaja mengulur-ngulur waktu untuk menyelesaikan masalah ini, padahal masalah ini dapat dikatakan sebagai masalah urgen dan sudah berlangsung beberapa bulan yang lalu dan masalah ini sangat bedampak pada para petani kita, padahal yang kita tau bahwa tentu saja hal semacam ini dapat ditangani langsung dengan cepat oleh pemerintah kita, istilah mengulur-ngulurwaktu yang dimaksud adalah ada semacam keuntungan yang akan diambil oleh pemerintah kita khususnya pada mereka yang memiliki kepentingan politik di dalamnya yakni kita ketahui bahwa masa pemerintahan untuk periode saat ini tak lama lagi akan berakhir, nah apa saja bisa dilakukan oleh para aparat pemerintah kita dalam mempertahankan posisinya, dengan kata lain ada unsur  untuk menarik perhatian kepada para pihak khusunya bagi masyrakat yang mana pemerintah sekarang mengambil kebijakan disaat masa-masa pemerintahan yang sudah tak lama lagi berakhir untuk menarik perhatian masyrakat itu sendiri tak terkecuali dalam masalah impor pupuk di mana jika seandainya kebijakan ini akan terealisasi maka nilai plus lagi bagi pemerintah dalam hal kesejahtraan rakyat, dengan kata lain gambaran ini sebagai cara untuk meningkatkan citra yang baik di mana masyrakat kita.
Hal lain adalah kecendrungan pemerintah kita untuk tidak terlalu pusing dalam mengurusi masalah ini, di mana indikasi yang dapat kita lihat adalah pemerintah tanpa fikir panjang berinisiatif untuk melakukan impor pupuk ketimbang memikirkan lebih dalam lagi bagaimana mengarasi masalah ini secara manajemen mandiri, karena dengan impor pupuk  pemerintah kita dapat lihat akan lebih mudah ketimbang memproduksi sendiri yang akan melalui beberapa tahap dan akan memakan waktu yang lama yang mungkin menurut pemerintah akan terealisasi setelah berakhir masa jabatan yang mana tentunya ini akan menjadi kerugian bagi merekan yang mempunyai kepentingan di dalamnya. Hal lain yang dapat kita simpulkan adalah para pihak-pihak  yang mungkin akan mengambil keuntungan pada prose impor nantinya, karena kita ketahui impor yang akan dilkukan ini memerlukan dana yang besar dan tentunya akan ada saja ruang-ruang untuk memanfaatkan kondisi nantinya utamanya mereka yang terlibat langsung di dalamya.  Selanjutnya spekulasi lain bahwa rencana  yang akan dilakukan oleh pemerintah ini cendrung tidak ditampakkan kepermukaan dengan indikasi  wacana ini muncul dengan tiba-tiba tanpa ada pertimbangan dari palemen, tentunya ini akan memunculkan tanya yang dapat kita terka bahwa hal itu adalah kesengajaan karena pemerintah kita tidak ingin ada perdebatan yang panjang yang dapat menjadi bomerang bagi pemerintah itu sendiri mengingat kritik yang datang dari masalah ini pun adalah lawan-lawan politik pemerintah saat ini.
Hal-hal inilah yang kemudian dapat kita lihat bagaimana masalah-masalah di negara kita didasarkan pada masalah politik. Tapi apapun yang terjadi nantinya itu merupakan langkan yang terbaik bagi negara ini tinggal bagaimana pemerintah dapat bersikap secara bijak dengan megedepankan kecerdasan dalam mengambil suatu kebijakan salah satunya dengan tetap melibatkan parlemen atau anggota-anggota DPR dalam melahirkan kemudian menetapkan suatu kebijakan sehingga  kebijakn itu akan lebih representatif.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar